Pembelajaran Terdiferensiasi di Kelas

Pembelajaran Terdiferensiasi di Kelas

Oleh : Eva Yusnita

SMAN 2 Pamekasan

Sebelum mengenal diferensiasi produk, saya melihat murid seperti  kertas yang buram tulisannya, yang bisa saya tebalkan tanpa perlu tahu apakah murid paham atau tidak mengenai materi matematika yang saya berikan. Yang terpenting materi saya sudah selesai sesuai dengan target kurikulum, dan saya sudah menyampaikannya . tepat waktu,  tanpa memikirkan kondisi anak yang sebenarnya. Dampaknya, kelas menjadi sunyi sepi mereka hanya mendengarkan suara saya yang terus menjelaskan di papan tulis, anak-anak banyak yang mengantuk karena tidak nyambung dengan pemahamannya, ada yang kepalanya diletakkan diatas meja saat saya menyampaikan materi. Mereka terlihat tidak  bersemangat menerima pelajaran, dan kelas hanya didominasi satu atau dua anak yang paham materi tersebut. Apabila diberi latihan soal, malah ada yang mencontoh pekerjaan temannya.  Padahal anak-anak sebelum saya sampai di dalam kelasnya terlihat dari jauh sangat riang, tetapi setelah sampai dikelasnya langsung terdiam dengan tangan diletakkan diatas meja. Mereka suka menggambar terlihat dari buku catatannya yang diukir menjadi gambar yang bagus seperti tokoh kartun, bunga yang indah, pemandangan. Ada juga anak yang aktif bermain game di gadgetnya, di media sosial mereka aktif juga seperti instagram mereka membuat gambar anime yang sangat bagus.

Saya mengajar di kelas X  Mipa 2 di SMAN 2 Pamekasan yang terdiri dari 32 anak, dengan jumlah laki-laki 16 orang dan perempuan 16 orang yang berasal dari sekitar sekolah pada umumnya. Dikelas tersebut memiliki kemampuan yang heterogen yaitu tinggi, sedang, rendah lalu saya mengajak anak untuk menuliskan kesukaan/minat mereka dalam kesehariannya, mereka ada yang senang menggambar, suka membuat poster, suka membuat vlog, suka menyanyi, suka membuat video, suka membuat PPT. Dengan memanfaatkan pengetahuan yang mereka miliki dari minat diantaranya penguasaan teknologi, murid diajak untuk mengaplikasikan terhadap kemampuan yang mereka miliki masing-masing. Tujuan  pembelajaran yang ingin dicapai dikelas tersebut yaitu dengan kolaborasi murid dapat menjelaskan komposisi fungsi secara kontekstual.

Tantangan terberat dalam pembelajaran terdiferensiasi adalah jumlah siswa yang banyak dan keterbatasan waktu, serta cara melakukan asesmen pada murid sehingga harus melibatkan rekan sejawat untuk membimbing dan mengarahkan kelompok. Selanjutnya saya berdiskusi dengan rekan sejawat yang serumpun untuk memberikan saran terhadap tantangan yang saya hadapi. Akhirnya saya membuat perencanaan pembelajaran diferensiasi produk yaitu 1) guru menjelaskan pengetahuan awal tentang komposisi fungsi 2) murid akan dibagi menjadi 5 kelompok berdasarkan minatnya, 3) saya akan memantau dan membimbing murid dalam membuat produk yang menggambarkan komposisi fungsi, 4) Presentasi kelompok, 5) Membuat kesimpulan, 6) Refleksi. Setelah membuat perencanaan langkah selanjutnya melakukan pelaksanaan terhadap pembelajaran di dalam kelas yaitu diferensiasi produk.

Aksi yang saya lakukan adalah melaksanakan hal yang telah direncanakan sebelumnya serta masukan-masukan dari rekan sejawat. Didalam kelas saya memberikan pengetahuan awal tentang komposisi fungsi dengan beberapa contoh, lalu murid dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan minatnya yaitu ada yang membuat poster baik menggunakan canva maupun membuat di kertas, membuat PPT, dan membuat video. Mereka berkelompok membicarakan judul serta isi dari tampilan produknya. Kelompok 1, 2, dan 3  membuat poster, mereka ada yang menggambar, ada yang membuat deskripsinya, serta ada yang mewarnai gambar yang telah dibuatnya. Kelompok 4 membuat PPT, ada yang membuat oretan-oretan kecil lalu disalinnya menggunakan HP dalam membuat PPT. Kelompok 5 membuat video, mereka membuat langkah-langkahnya serta diagram dan pembagian peran lalu kelompok tersebut keluar kelas untuk pengambilan video. Setelah 60 menit berlalu, setiap kelompok mempresentasikan hasil dari produknya masing-masing, saran usul dan pertanyaan mereka telah melaluinya. Langkah selanjutnya yaitu menarik kesimpulan dari apa yang telah mereka pelajari dan merefleksi kegiatan tersebut agar kedepannya bisa dilakukan hal yang lebih baik lagi.

Hasil Setelah diterapkan diferensiasi produk, perubahan yang saya amati adalah adanya peningkatan pada motivasi dan pemahaman murid terhadap materi yang dipelajari. Hal tersebut bisa dilihat antusiasme murid dalam menerima pembelajaran dengan produk yang dihasilkan yang menarik, murid memahami terhadap materi yang telah disampaikan, murid bisa menyelesaikan tugas yang diberikan dengan tingkat kreatifitasnya, murid nampak aktif di dalam kelas, murid tidak cuek lagi terhadap pelajaran. waktu terasa begitu cepat dan tidak terasa bel telah berbunyi mereka dengan perasaan yang riang menjalani belajar matematika di dalam kelas.

Tentunya pembelajaran diferensiasi produk yang saya terapkan disekolah sangat efektif, namun harus dilakukan refleksi sebagai bentuk evaluasi kedepannya menjadi lebih baik dengan cara selalu belajar dari kekurangan saat mengajar murid di kelas serta mencari ilmu-ilmu baru dari kisah video inspiratif di PMM.  Hal ini juga saya ceritakan kepada rekan sejawat disekolah dengan harapan guru bisa menggali potensi dari murid yang beragam dan bisa memberikan proses pembelajaran yang berpusat kepada murid sehingga bisa memberikan dampak bagi sekolah, kelas teutama pada murid karena murid memiliki karakteristik dan minat yang  berbeda, tidak semua murid bisa kita beri perlakuan yang sama. Dampak dari kelas yang menerapkan pembelajaran diferensiasi yaitu setiap anak disambut dengan baik, murid dengan karakteristik yang berbeda bisa dihargai, merasa aman, nyaman, guru dan murid berkolaborasi, kebutuhan balajar murid terfasilitasi, Semoga apa yang saya lakukan bisa memajukan Pendidikan di Indonesia kedepannya.

 

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments